JEJAK KAKI di DINDING KELAS ( Part 2 )
#Tantangan Menulisgurusiana Hari Ke 85
JEJAK KAKI di DINDING KELAS ( Part 2 )
Sambil menunggu kepala sekolah datang, aku mempersiapkan siswa untuk upacara bendera. Senin ini giliran kelas V. Aku hanya tersenyum melihat tingkah siswaku walaupun bandelnya minta ampun, tapi mereka sangat sopan. Akhirnya yang di tunggu datang. Kepala sekolah juga belum turun dari kendaraan siswaku langsung mendatanginya.
“Bu...bu... kelas kita ada jejak kaki di dinding kelas bu”Gito yang paling besar di antara siswa berkata sambil menyalami bu kepala sekolah. Beliau yang baru datang hanya terpana sambil memandang ke arahku. Aku mendekatinya sambil bersalaman.
“Apa benar Wi, yang di katakan siswa” Kata kepala sekolah sambil memandang ke arahku dengan wajah yang penuh kecemasan. Aku tidak berkata apa-apa, kulangkahkan kakiku sambil mengandeng tangan bu kepala sekolah. Kami berjalan beriringan menuju kelas.
Baru sampai di pintu kelas “Astaqfirullah’al’aziiim” kepala sekolah berkata saking terkejutnya, sambil mendekati dinding kelas. Ku raba jejak kaki tersebut. “Aaa...” Aku bertetiak kaget. Ada darah segar keluar dari jejak kaki tersebut dengan bau yang sangat anyir sekali. Aku mau muntah karna ngak tahan baunya.
“Kenapa bisa seperti ini Wi” Kata sekolah. Belum sempat ku menjawab tiba- tiba gawaiku berbunyi.
“Maaf bu ada telpon dari rumah” sahutku.
“Ni...ni... cepat pulang iiibu...ni.. iibu...drop ..”adikku bicara sambil menanggis. Aku ngak bisa berpikir panjang aku minta izin pulang, ibu drop padahal pagi tadi baik-baik saja. Ku tinggalkan tugas.
“Anak-anak pagi ini ibu pulang dulu ya” Kataku sambil memberikan tugas kepada Ketua kelas.
“Ada apa bu ko ibu cepat pulang” Sahut Dini
“Orang tua ibu drop, doain ya supaya sembuh” Jawabku. ‘Ya bu” Jawab siswaku. “Hati-hati bu”Kata Gito.
Kepala Sekolahku sedang berbincang di luar dengan warga sekitar, Mengenai dinding kelas yang ada jejak kaki.
“Bu saya izin pagi ini ya bu orang tuaku drop, aku sudah ninggalin tugas” Kataku sambil berurai air mata.
“Gimana bu, tentang dinding kelas V ini” Jawabku. “Ngak ada apa-apa” Jawab kepala sekolah sambil menyembunyikan sesuatu dariku. “Hati-hati ya Wi” Kata kepala sekolah sambil berlalu meninggalkan ku.
“Kenapa ya ni ko bisa dinding kelas kami seperti ini” kataku kepada uni Yel tetangga sebelah sekolahku. “ Ngak apa-apa bu Dewi, biasa aja tu” Kata uni Yel. Kulihat ia menyembunyikan sesuatu dari diriku.
Sampai saat sekarang aku tidak tau misteri apa yang terjadi 8 tahun yang lalu. Mereka masih menyembuyikannya dari diriku. Sampai akhirnya kepala sekolahku pensiun ia tetap diam seribu bahasa dengan tanda tanya yang kuterima sampai saat ini.
Kota Bingkuang 7 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap buk, sukses selalu
Mantap buk, sukses selalu
aamiin makasih bun
belum ketahuan bun?
belum tuh
Misteri yang tak kunjung terkuak dan akan ditelan zaman
ya bun
Keren ceritanya.
makasih pak udah singgah
Masih misteri. Salam kenal
Wah masih misteri ya bu
Penasaran kita ya bu.
ya bu makasih uda singgah
Penasaran jadinya
Lalu kelanjutanya gimana nih bu ?
Penasaran juga ada apa yaCeritanya ditunggu lanjutanyaTunggu
Cari tahu kah sobatku... maan tahu ada sesuatu yg dia minta diselesaikan....lewat kejadian2 begitu..ok..
ya nanggung bu...
lanjutin yo...
ngak ada mau kasih beria sampai saat ini katanya ada kaitan dengan kematian orang tuaku
Misteri....keren2 bu....
Mantab,Bu. Jadi misteri...
ya bu makasih
Lanjutkan bu... Jadi penasaran
Cuma ibu yang gak dikasih tau ya bu.
ya kenapa nya sampai sekarang belum terbuka lagi